“mbak anti mau kemana lo??” kata adik
anti keheranan,,
“mbak mau ke sekolah dek, ini kan
hari pertama mbak masuk SMA dek”
“la kok dandanan mbak kaya badut,
masa hari pertama disuruh main drama mbak?”
“ini mbak kan lagi MOS jadi disuruh
dandan begini” terang anti tergesa-gesa.
“aku nanti kalau gede ogah ah ikutan
MOS, pelajar kok disuruh dandan kayak badut.”
Kemudian Anti Ngeloyor
ninggalin adiknya.
Masa Orientasi Siswa,,,,
sebuah kegiatan yang semakin tahun menjadi semakin absurd dan sangat jauh dari
makna MOS itu sebenarnya. Masa dimana para orang tua bingung mencarikan ubo
rampen atau keperluan yang telah disuruhkan oleh “oknum” untuk dibawa ke
sekolahan. Masa dimana siswa/siswi baru memakai dandanan yang aneh-aneh.
Kalau menurut hemat saya,
MOS sekarang ini bukan lagi masa dimana siswa baru mendapat kesempatan untuk
mengenal dan beradaptasi dengan sekolah yang baru. Sudah banyak kasus
perploncoan senior ke junior, banyak kasus pula siswa baru dipusingkan dengan
ini itu yang harus dibawa. Tentunya kalau satu saja perlengkapan tidak dipenuhi
atau tak sama seperti yang disuruhkan, siswa/siswi baru akan mendapatkan
hukuman dari seniornya.
Sebagai contoh si Anti
yang baru saja masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan. Ketika MOS si Anti disuruh
memakai pita warna-warni, memakai topi Koboy, dan memakai tas dari karung
bekas. Belum lagi si Anti harus membawa peralatan yang aneh aneh. Semisal, buku
Tuan besar, Roti kerajaan, Pisang kapok kembar gede sebelah, Pentol bakso isi
mercon. Itu kan absurd??? Kenapa gak diminta bawa doraemon saja?? Apa tujuan
dan maksud “oknum” itu menyuruh juniornya membawa peralatan yang aneh-aneh? Dan
dimana nilai edukasinya?
Pernah sekali waktu
ketika saya mengalami MOS sewaktu di Universitas (sebutannya OSMA/OSPEK). Pada
saat itu saya disuruh oleh senior saya membawa kalung yang terbuat dari 28
bawang merah dan 28 bawang putih. Sebagai junior yang penurut sayapun membawa
itu. Kemudian saya bertanya ke senior saya, apa tujuan dan maksud dari senior
mengharuskan kami membawa itu. Tapi bukan jawaban yang saya dapat sungguh tak
masuk akal, katanya untuk memperingati sumpah pemuda dengan menganalogikan
warna merah dan putih pada bawang itu dengan semangat sumpah pemuda. Dan ketika
saya bertanya “ITU LOGIKA DARIMANA COBA MAS??” berbagai macam umpatan dan
bentakan yang saya dapatkan. Kalian pasti tau akhir dari dua orang laki-laki
yang saling gontok-gontokan beradu bicara dengan nada tinggi….. Ya, pada
akhirnya kami saling membelai mesra dan berujung pada tukeran PIN BB.
Masa orientasi itu
seyogyanya digunakan untuk mengedukasi siswa baru mengenai lingkungan sekolah
yang sekarang, memberikan siswa kesempatan untuk saling berkenalan satu sama
lain dan tentunya kesempatan para senior untuk mencari gebetan adek
kelas.(abaikan yang terakhir). Tak elok jika MOS dijadikan ajang pamer kuasa
sang senior kepada junior atau ajang balas dendam supaya juniornya merasakan
apa yang dulu dirasakan oleh seniornya. Ingat, MOS itu kan Masa Orientasi Siswa
bukan Masa Omblokisasi Siswa ata Masa Pembodohan Siswa baru.
No comments:
Post a Comment