Thursday 6 February 2014

Si Jomblo Tersesat di Jamban

“Ya ALLAH kenapa malam ini rasanya panjang sekali aku lalui kesendirian ini, mengapa mereka tak punya perasaaan, asyik sekali mereka bermesra – mesraan di jalan, apa mereka gak mirikin perasaanku yang selalu kesepian tiap malam Minggu ini Ya ALLAH, sungguh tak berperikejombloan.” Begitulah ratapan si Anto, seorang jomblo ngenes yang kisah cintanya selalu berakhir pedes. Setiap malam Minggu dia selalu menghabiskan waktunya untuk ngopi di pinggir jalan kota sambil ber-uji nyali melihat pasangan muda – mudi yang sedang gentayangan memadu kasih. Dan ujung – ujungnya dia selalu melambaikan tangan, isyarat jika dia tidak kuat melihat pemandangan tersebut. Tak jarang juga dia mengumpat dalam hati ketika melihat sepasang muda – mudi yang boncengan naik motor bagus, ceweknya cantik, tapi yang cowok, jauh banget dari kata ganteng. “So dam* Gajah Mungkur banget deh, beruntung banget tuh cowok, gak ganteng – ganteng amat, tapi ceweknya cantik banget kayak Asmiranda. Memang bener, cinta itu gak mandang tampang, tapi mandang tunggangannya apa.” Gerutu si Anto dalam hati. Dalam hatinya pun dia berdoa agar cewek itu segera diberi hidayah dari ALLAH agar dia sadar, sadar kalo cowoknya gak ganteng – ganteng amat, trus dia putus dari cowoknya, Sungguh sesat doa si Anto.

Sebenarnya si Anto ini adalah tipe orang jomblo pejuang, dia selalu berusaha keras untuk terentaskan dari jurang kejombloan yang dialaminya selama ini. Namun apalah daya, usahanya selalu mentok di kubangan Friendzone hingga korban PHP, paling beruntung cuman dianggep kakak – kakak an sama mantan calon gebetannya. Bukan hanya itu saja, hubungannya juga sering kandas sebelum berkembang karena orang tua Anto adalah penganut Adat Jawa yang sangat kental, pernah sekali waktu Anto dekat dengan Anti, seorang cewek anak ketiga dari tiga bersaudara. Hubungan mereka kandas sebelum berkembang karena menurut orang tuanya, Anto sebagai anak pertama dilarang berhubungan dengan Anti yang anak ketiga dalam keluarganya, itu disebut hubungan Lusan yang sangat dilarang dalam Adat Jawa. Untuk meyakinkan Anto, ibunya mulai mengaitkan kematian 3 kucingnya yang dijadikan salah satu tanda kesialan karena Anto berhubungan dengan Anti.
Anto tak berhenti berjuang, dia mulai aktif di social media untuk mencari kenalan, dia coba mencari di biro jodoh online, dia juga ikut mengirimkan formulir pendaftaran untuk ikut uji nyali di acara televisi untuk menambah pengalaman, barangkali saja setelah uji nyali ada setan cakep yang nempel pada dirinya dan membawa hoki buat dia. Tapi usahanya tak kunjung membuahkan hasil, semakin terpuruk dia dalam jurang nista kejombloan.
Akhirnya dia tegaskan pada dirinya untuk menjadi seorang single, alih – alih gak dapet – dapet cewek, dia gak mau disebut jomblo gak laku, dia lebih suka menyebut dirinya seorang single. Dia memilih sendiri dulu tanpa gebetan, pacar, atau cabe – cabean. Namun, dalam kesendiriannya itu tiba – tiba muncul seorang teman lamanya. Mereka dipertemukan kembali oleh twitter. Mereka kangen kangenan via mention, kode – kodean pake hesteg, saling ngegombal di DM. Mereka kembali akrab setelah saat itu. Tapi setelah lama saling hubungan di twitter tak disadari oleh Anto, dalam Bio twitter cewek tersebut tertulis nama seorang cowok yang bukan lain pacar dari cewek tersebut. Berusaha berfikiran positif Anto pun menanyakan siapa sosok cowok dibalik Bio twitter tersebut. Ternyata benar adanya yang ada dalam perkiraan Anto, cowok di bio twitter tersebut adalah pacar dari cewek tersebut. Anto kembali termenung, pikirannya kosong, kepalanya pusing, perutnya mual, jiwa dan raganya mendadak galau. Dia lari ke jamban, jambannya lagi dipake sama adeknya, dia lari ke sungai, sungainya lagi banjir, dia galau, dia bimbang, dia kebelet boker tapi bingung boker dimana. Takut keburu keluar, dia gedor – gedor pintu jambannya.
            “Adek,!!!! Cepat adekkk,, aku galau adek!!!! Hardik Anto kepada adeknya.
 “Iyaaaaa dikit lagi,, ini mau selesai kakak!! Sahut adik anto dari balik pintu jamban.
Akhirnya selesai juga hajat adeknya, dari dalam jamban, dia keluar sambil mengusap – usap matanya.
“udah tuhh, galau aja kok rempong kamu itu kak!! Bentak adek Anto kepadanya.
“Kamu gak tau sih perasaanku,!” Jawab Anto mendramatisir.
“Ah dasar kamu itu kak, laki – laki lemah!!!! Adeknya mulai mengejek Anto.
“Tuh ada tisu, aku juga baru mewek di jamban, abisin deh tisu jambannya!” timpal adek Anto seenaknya!
“dasar kau dek, cemen juga masih ngejek kakaknya!!
Anto pun berlalu meninggalkan adeknya. Dalam perenungannya di jamban dia mulai bertanya pada Tuhan, oh mengapa? Mengapa? Mengapa? ( tiba – tiba suara music dangdut berkumandang terdengar riuh bunyi bunyi “Buka sitik Joss, sebelah rumahnya lagi nyetel music dangdut koplo kenceng – kenceng) “duh tuh music ngrusak moment aja sih” gerutu Anto dalam hati.
Dia teruskan perenungannya, berjam – jam dia merenung sampai dia tertidur di jamban. Dia mulai berfikir tentang waktu yang tepat, dan orang yang tepat. Dia menyadari, apa yang dia alami selama ini bukanlah kesialan, akan tetapi dia belum diberi kesempatan untuk mendapatkan orang yang tepat di waktu yang tepat pula. Entah suatu saat nanti, dia akan bertemu orang yang dia dambakan dan tepat untuknya disaat yang tepat pula.

No comments:

Post a Comment

Followers