“Ya ALLAH kenapa malam
ini rasanya panjang sekali aku lalui kesendirian ini, mengapa mereka tak punya
perasaaan, asyik sekali mereka bermesra – mesraan di jalan, apa mereka gak
mirikin perasaanku yang selalu kesepian tiap malam Minggu ini Ya ALLAH, sungguh
tak berperikejombloan.” Begitulah ratapan si Anto, seorang jomblo ngenes yang
kisah cintanya selalu berakhir pedes. Setiap malam Minggu dia selalu
menghabiskan waktunya untuk ngopi di pinggir jalan kota sambil ber-uji nyali
melihat pasangan muda – mudi yang sedang gentayangan memadu kasih. Dan ujung –
ujungnya dia selalu melambaikan tangan, isyarat jika dia tidak kuat melihat
pemandangan tersebut. Tak jarang juga dia mengumpat dalam hati ketika melihat
sepasang muda – mudi yang boncengan naik motor bagus, ceweknya cantik, tapi
yang cowok, jauh banget dari kata ganteng. “So dam* Gajah Mungkur banget deh,
beruntung banget tuh cowok, gak ganteng – ganteng amat, tapi ceweknya cantik
banget kayak Asmiranda. Memang bener, cinta itu gak mandang tampang, tapi
mandang tunggangannya apa.” Gerutu si Anto dalam hati. Dalam hatinya pun dia
berdoa agar cewek itu segera diberi hidayah dari ALLAH agar dia sadar, sadar
kalo cowoknya gak ganteng – ganteng amat, trus dia putus dari cowoknya, Sungguh
sesat doa si Anto.
Sebenarnya si Anto ini
adalah tipe orang jomblo pejuang, dia selalu berusaha keras untuk terentaskan
dari jurang kejombloan yang dialaminya selama ini. Namun apalah daya, usahanya
selalu mentok di kubangan Friendzone hingga korban PHP, paling beruntung cuman
dianggep kakak – kakak an sama mantan calon gebetannya. Bukan hanya itu saja,
hubungannya juga sering kandas sebelum berkembang karena orang tua Anto adalah
penganut Adat Jawa yang sangat kental, pernah sekali waktu Anto dekat dengan
Anti, seorang cewek anak ketiga dari tiga bersaudara. Hubungan mereka kandas
sebelum berkembang karena menurut orang tuanya, Anto sebagai anak pertama
dilarang berhubungan dengan Anti yang anak ketiga dalam keluarganya, itu
disebut hubungan Lusan yang sangat dilarang dalam Adat Jawa. Untuk meyakinkan
Anto, ibunya mulai mengaitkan kematian 3 kucingnya yang dijadikan salah satu
tanda kesialan karena Anto berhubungan dengan Anti.
Anto tak berhenti
berjuang, dia mulai aktif di social media untuk mencari kenalan, dia coba
mencari di biro jodoh online, dia juga ikut mengirimkan formulir pendaftaran
untuk ikut uji nyali di acara televisi untuk menambah pengalaman, barangkali
saja setelah uji nyali ada setan cakep yang nempel pada dirinya dan membawa
hoki buat dia. Tapi usahanya tak kunjung membuahkan hasil, semakin terpuruk dia
dalam jurang nista kejombloan.
Akhirnya dia tegaskan
pada dirinya untuk menjadi seorang single, alih – alih gak dapet – dapet cewek,
dia gak mau disebut jomblo gak laku, dia lebih suka menyebut dirinya seorang
single. Dia memilih sendiri dulu tanpa gebetan, pacar, atau cabe – cabean.
Namun, dalam kesendiriannya itu tiba – tiba muncul seorang teman lamanya.
Mereka dipertemukan kembali oleh twitter. Mereka kangen kangenan via mention,
kode – kodean pake hesteg, saling ngegombal di DM. Mereka kembali akrab setelah
saat itu. Tapi setelah lama saling hubungan di twitter tak disadari oleh Anto,
dalam Bio twitter cewek tersebut tertulis nama seorang cowok yang bukan lain
pacar dari cewek tersebut. Berusaha berfikiran positif Anto pun menanyakan
siapa sosok cowok dibalik Bio twitter tersebut. Ternyata benar adanya yang ada
dalam perkiraan Anto, cowok di bio twitter tersebut adalah pacar dari cewek
tersebut. Anto kembali termenung, pikirannya kosong, kepalanya pusing, perutnya
mual, jiwa dan raganya mendadak galau. Dia lari ke jamban, jambannya lagi
dipake sama adeknya, dia lari ke sungai, sungainya lagi banjir, dia galau, dia
bimbang, dia kebelet boker tapi bingung boker dimana. Takut keburu keluar, dia
gedor – gedor pintu jambannya.
“Adek,!!!! Cepat adekkk,, aku galau adek!!!! Hardik Anto kepada adeknya.
“Adek,!!!! Cepat adekkk,, aku galau adek!!!! Hardik Anto kepada adeknya.
“Iyaaaaa dikit lagi,, ini mau
selesai kakak!! Sahut adik anto dari balik pintu jamban.
Akhirnya
selesai juga hajat adeknya, dari dalam jamban, dia keluar sambil mengusap –
usap matanya.
“udah
tuhh, galau aja kok rempong kamu itu kak!! Bentak adek Anto kepadanya.
“Kamu
gak tau sih perasaanku,!” Jawab Anto mendramatisir.
“Ah
dasar kamu itu kak, laki – laki lemah!!!! Adeknya mulai mengejek Anto.
“Tuh
ada tisu, aku juga baru mewek di jamban, abisin deh tisu jambannya!” timpal
adek Anto seenaknya!
“dasar
kau dek, cemen juga masih ngejek kakaknya!!
Anto pun berlalu
meninggalkan adeknya. Dalam perenungannya di jamban dia mulai bertanya pada
Tuhan, oh mengapa? Mengapa? Mengapa? ( tiba – tiba suara music dangdut
berkumandang terdengar riuh bunyi bunyi “Buka sitik Joss, sebelah rumahnya lagi
nyetel music dangdut koplo kenceng – kenceng) “duh tuh music ngrusak moment aja
sih” gerutu Anto dalam hati.
Dia teruskan
perenungannya, berjam – jam dia merenung sampai dia tertidur di jamban. Dia
mulai berfikir tentang waktu yang tepat, dan orang yang tepat. Dia menyadari,
apa yang dia alami selama ini bukanlah kesialan, akan tetapi dia belum diberi
kesempatan untuk mendapatkan orang yang tepat di waktu yang tepat pula. Entah
suatu saat nanti, dia akan bertemu orang yang dia dambakan dan tepat untuknya
disaat yang tepat pula.
No comments:
Post a Comment